Thursday 17 January 2013

PERILAKU DAN SIFAT TERCELA



Dalam diri manusia terdapat 2 sifat,yaitu sifat terpuji dan sifat tercela.diantara sifat terpuji itu jujur,tawaduk,qanaah,dan ikhlas.adapun sifat tercela,antara lain ananiyah,gadab,hasad,gibah,dan namimah.


A.Pengertian ananiyah


Kata ananiyah berasal dari bahasa arab ana yang berarti saya,dan mendapatkan tambahan kata iyah.Ananiyah berarti keakuan,sifatnya egois,mementingkan diri sendiri.Egois adalah sifat tercela yang sangat dibenci oleh Allah SWT.


Sifat ananiyah sering menimbulkan permusuhan,padahal permusuhan sangat dibenci Allah SWT.Nabi Muhammad bersabda”orang yang dibenci Allah SWT adalah orang paling suka bermusuhan”(HR.BUKHARI)


#Cara menghindari sifat ananiyah


A. Menyadari bahwa perbuatan ananiyah dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.


B. Menyadari bahwa sifat ananiyah apabila dibiarkan akan mengarah pada sikap takabur yang dibenci Allah SWT


C. Membiasakan diri untuk bersedekah dan beramal saleh.


D. Menekan hawa nafsu dan memupuk sikap tenggang rasa.



B.Pengertian Gadab


Gadab (marah) secara bahasa artinya keras, kasar, dan padat. Orang yang marah disebut gadib. Gadab merupakan (lawan kata) dari rida dan hilm (murah hati). Secara istilah, gadab berarti sikap seseorang yang mudah marah karena tidak senang terhadap perilaku atau perbuatan orang lain.


Orang mukmin yang baik selalu bersedia memaafkan kesalahan saudaranya, baik yang diminta ataupun tidak, karena ia hanya mengharapkan keridaan Allah SWT.


Firman Allah SWT : ‘’ Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.’’ (QS Ali ‘Imran/3: 134)



#Contoh Perilaku Gadab


a. Lebih cenderung melakukan tindakan-tindakan yang kasar.


b. Mudah tersinggung apabila ada perbuatan atau perkataan orang lain yang tidak berkenan di hati.


c. Tidak menyelesaikan masalah secara arif atau bijaksana.


d. Mudah terpancing emosi.


#Menghindari Perilaku Gadab


a. Senantiasa membaca istigfar sambil nafas panjang.


b. Meninggalkan factor-faktor yang menyebabkan timbulnya amarah.


c. Menyadari bahwa perilaku amarah sangat dibenci Allah SWT.


d. Berusaha belajar memiliki sikap lapang dada dan mudah memaafkan orang lain.




C. Hasad

Hasad (dengki) secara bahasa berarti menaruh perasaan benci, tidak suka karena iri yang amat sangat kepada keberuntungan orang lain. Secara istilah adalah usaha seseorang untuk mempengaruhi orang lain supaya tidak senang terhadap orang yang memperoleh keberuntungan atau karunia dari Allah SWT. Hasad biasanya timbul Karen adanya permusuhan atau persaingan untuk saling menjatuhakan.


Nabi Muhammad SWA. Bersabda dari Abu Huraira r.a. ‘’Jauhkanlah dirimu dari sifat hasud karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan, ibarat api yang membakar kayu.’’(HR Abu Daud).


#Contoh Perilaku Hasad:

a. Tidak mensyukuri setiap nikmat yang diberi Allah SWT kepada kita.


b. Tidak senang atas keberhasilan atau kebahagiaan orang lain.


c. Tertawa diatas penderitaan orang lain.


d. Rasa tidak percaya diri atas kekurangan ataupun kelebihan yang kita miliki.


e. Timbulnya keinginan untuk mencelekakan orang lain.


#Menghindari Perilaku Hasad :


a.Berusaha untuk mensyukuri setiap nikmat yang diberikan Allah SWT.


b.Menyadari bahwa perilaku hasad sangat berbahaya dan harus dijauhi.


c.Menyadari bahwa perilaku hasad dapat menghapus segala kebaikan yang telah dilakuakan apabila masih suka menghasud.


d.Berfikir positif atas segala kejadian yang menimpa kita.


e.Tetap percaya diri dan optimis dengan kekurangan yang kita miliki.



D.Gibah

Secara bahasa, gibah (menggunjing) adalah membicarakan keburukan (keaiban) orang lain. Secara istilah berarti membicarakan kejelekan dan kekurangan orang lain dengan maksud mencari kesalahan kesalahannya, baik jasmani, agama, kekayaan, akhlak, ataupun bentuk lahiriyahnya.


Allah SWT melarang keras perilaku gibah tersebu dan menyeru untuk menjahuinya karena gibah digambarkan dengan sesuatu yang amat kotor dan menjijikan.


Firman Allah SWT :’’ Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. . . .’’ (QS Al-Hujurat/49: 12)



E.Namimah


Secara bahasa namimah berarti mengadu domba.Secara istilah namimah berarti mengadu domba/menyebarkan fitnah antara seseorang dengan orang lain dengan tujuan agar saling bermusuhan.


Menurut Imam Abu Zakaria Yahya bin Syarfin Nawawi dalam kitab Riyadus Salihin,namimah didefinisikan : “bahwa namimah adalah merekyasa omongan untuk menghancurkan sesame manusia”


Namimah adalah suatu yang diharamkan berdasarkan al Qur’an, sunnah dan kesepakatan seluruh umat Islam.


Allah Ta’ala berfirman:


“Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah, yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa” (QS al Qalam:10-12).


#Contoh perilaku namimah


Si A bercerita pada si B jika si C adalah seorang koruptor,padahal itu tidak benar,si C mencari uang dengan halal dan kerja kerasnya.


Dari cerita diatas dapat disimpulkan jika si A adalah:


-Provokator


-Suka bergosip,dan gosipnya itu tidak benar!



Cara menghindari perbuatan tercela


a) Selalu mengingat Allah di mana saja berada


Rasulullah s.a.w. bersabda :


عَنْ أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ "


[رواه الترمذي وقال حديث حسن وفي بعض النسخ حسن صحيح]


Artinya : Dari Abu Dzar, Jundub bin Junadah dan Abu ‘Abdurrahman, Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhuma, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda : “Bertaqwalah kepada Allah di mana saja engkau berada dan susullah sesuatu perbuatan dosa dengan kebaikan, pasti akan menghapuskannya dan bergaullah sesama manusia dengan akhlaq yang baik”.
(HR. Tirmidzi, ia telah berkata : Hadits ini hasan, pada lafazh lain derajatnya hasan shahih)


b) Menyadari bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara, sedangkan hidup yang abadi adalah setelah kita melewati yaumul hisab nanti di kemudian hari


c) Selalu berdzikir kepada Allah SWT


d) Selalu bertaubat dan beristighfar kepada Allah


عَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ اَلْخَطَّائِينَ اَلتَّوَّابُونَ ) أَخْرَجَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ وَابْنُ مَاجَهْ وَسَنَدُهُ قَوِيٌّ


Artinya : “Dari Anas Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: Setiap anak Adam itu mempunyai kesalahan dan sebaik-baik orang yang mempunyai kesalahan ialah orang-orang yang banyak bertaubat. Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah. Sanadnya kuat.


e) Bergaul dengan orang-orang yang saleh, karena pergaulan yang tidak islami akan membawa malapetaka bagi diri kita.


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( اَلْمُؤْمِنُ مِرْآةُ اَلْمُؤْمِنِ ) أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ بِإِسْنَادٍ حَسَنٍ


Artinya : “Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: "Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya yang mukmin." Riwayat Abu Dawud dengan sanad hasan.


f) Selektif dalam memilih teman


g) Menjauhkan diri dari tempat-tempat yang di dalamnya terdapat maksiat


h) Selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT


i) Meneladani kehidupan para nabi dan rasul serta orang-orang yang saleh.

Wednesday 16 January 2013

Pengertian dan maksud menghargai karya orang lain


Islam sangat menganjurkan umatnya untuk berkarya untuk kemaslahatan umat sesuai dengan bidangnya masing-masing. Untuk itu, perlu dikembangkan sikap menghargai karya orang lain agar tercipta kompetisi dalam berkarya untuk kemaslahatan umat (Islam).





A.Pengertian dan Maksud Menghargai Karya Orang Lain

Setiap manusia yang terlahir ke dunia dikaruniai berbagai macam potensi. Salah satu potensi yang dikaruniakan kepada manusia adalah potensi berkarya. Potensi ini akan terus berkembang jika kita memupuk dan melatihnya. Itulah mengapa kemudian kita mengenyam pendidikan, mengikuti kursus-kursus atau pelatihan, dan sebagainya. Itu semua adalah upaya agar potensi tersebut dapat berkembang dan menghasilkan karya yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain (masyarakat).

a) menghargai
sikap menghormati dan mencintai satu sama lain
b) karya
suatu yang di hasil kan
c) orang lain
orang yang bukan diri kita
d) menghargai karya orang lain
Bersikap menghormati dan menghargai segala sesuatu yang di hasilkan oleh orang lain, baik berupa pikiran,tulisan ataupun lainnya.


Seseorang yang bersungguh-sungguh dalam belajar dan berlatih mengembangkan potensi, maka akan berhasil menghasilkan karya yang bermanfaat. Seseorang yang rajin berlatih menulis, sangat mungkin dikemudian hari berhasil menerbitkan karya tulisnya, yang kemudian dibaca oleh orang banyak. Dalam tataran yang lebih tinggi, seseorang yang tekun mempelajari teknologi, maka akan terbuka kemungkinan baginya untuk menghasilkan karya-karya teknologi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, seperti Pak Habibie yang berhasil membuat pesawat terbang, karena ketekunannya dalam belajar dan berlatih.


Dalam hal ini, sikap yang perlu dikembangkan adalah menghargai karya orang lain. Kita perlu menyadari bahwa keberhasilan seseorang dalam menghasilkan karya tidak dicapai dengan mudah, tetapi dengan ketekunan berlatih dan belajar. Meskipun mungkin menurut kita karya orang lain tersebut kurang bagus atau biasa saja, karena kita tidak tertarik dengan bidang tersebut. Tetapi mungkin bagi orang lain itu adalah karya yang bermanfaat dan bernilai.


Contohnya, Arif menyukai seni lukis. Setelah berlatih dan belajar dengan tekun, akhirnya Arif berhasil menghasilkan karya berbagai macam lukisan pemandangan alam yang indah.
Bagi orang yang tidak menyukai lukisan, mungkin karya Arif tersebut dianggap biasa saja dan kurang bermanfaat. Tapi bagi orang-orang yang menyukai lukisan, pengoleksi lukisan, atau pengamat seni, bisa jadi karya Arif tersebut sangat bernilai bagi dirinya, sehingga tidak segan-segan untuk mengeluarkan ratusan ribu bahkan jutaan rupiah hanya untuk membeli sebuah lukisan.


Oleh karena itu, sikap terbaik adalah menghargai setiap karya orang lain, baik karya itu kecil (sederhana), maupun karya besar (istimewa). Karena sejatinya, yang dilihat bukanlah semata karya itu kecil atau besar, sederhana atau spektakuler, tetapi upaya dan semangat untuk berkarya itulah yang harus kita lihat. Jadi, sekecil dan sesederhana apapun karya seseorang harus kita hargai.
Dari uraian di atas, kita bisa membuat definisi tentang menghargai karya orang lain. Yang dimaksud dengan menghargai karya orang lain adalah sikap mengakui dan menghormati karya orang lain sebagai hasil kreatifitasnya dengan cara memberikan apresiasi yang positif berupa kata-kata yang menyenangkan, pujian, dan memberikan semangat.



B. Perilaku Menghargai Karya Orang Lain

Kita perlu menyadari bahwa keberhasilan seseorang dalam berkarya itu harus dihargai, karena hasil karya seseorang itu merupakan cerminan dari pribadinya yang patut dihargai sebagai manusia yang mempunyai jiwa semangat, kerja keras, ulet dan tekun, tidak kenal putus asa, disiplin, rajin dan optimis akan berhasil.


Semua sikap mental yang disebutkan di atas adalah sikap mental yang sangat dianjurkan oleh Islam. Sikap mental yang positif itulah yang akan melecut semangat seseorang untuk menghasilkan karya yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain (masyarakat). Islam sangat menganjurkan umatnya agar berlomba-lomba menghasilkan karya yang bermanfaat.


Rasulullah saw. bersabda,
“Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain.”
Hadis ini mestinya memotivasi kita, umat Islam, untuk bekerja keras dan beretos kerja tinggi untuk berkarya sesuai dengan bidang dan kemampuan kita masing-masing untuk kejayaan dan kemaslahatan umat (Islam). Dalam hal ini, perlu dikembangkan sikap dan perilaku menghargai karya orang lain. Hal ini akan memberikan dampak positif yang besar bagi lahirnya karya-karya yang bermanfaat bagi umat (Islam).


Seseorang yang merasa karyanya dihargai, maka akan semakin termotivasi untuk menghasilkan karya yang lebih baik lagi. Tetapi sebaliknya, seseorang yang merasa karyanya tidak dihargai, kemungkinan ia bisa putus asa untuk berkarya lagi. Ia akan merasa tidak percaya diri untuk berkarya, apalagi jika karya yang tidak dihargai itu adalah karya perdananya. Respon posotif atau negatif dari orang lain terhadap hasil karyanya akan memberikan dampak yang besar bagi diri dan kreatifitasnya.


Karena itu, perlu kiranya kita merenungi firman Allah swt. berikut ini:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki memperolok-olok kumpulan yang lain, boleh jadi yang diperolok-olok itu lebih baik dari mereka (yang memperolok-olok). Dan jangan pula sekumpulan perempuan memperolok-olok kumpulan lainnya, boleh jadi yang diperolok-olok itu lebih baik dari mereka (yang memperolok-olok)….”. (QS Al Hujurat: 11)
Yang dimaksud dengan larangan mengejek atau memperolok-olok orang lain pada ayat di atas, termasuk juga larangan mengejek hasil karya dari orang lain. Hal ini berarti secara tidak langsung, kita diperintahkan untuk menghargai karya orang lain selama karya tersebut positif.
Beberapa sikap dan perilaku yang mencerminkan menghargai karya orang lain adalah sebagai berikut:

1.Mengakui dan menghormati kemampuan dan kreatifitas orang lain dalam berkarya.
Setiap orang memiliki kemampuan masing-masing sesuai bidangnya. Dengan kemampuannya itulah, kemudian ia berkreatifitas untuk menghasilkan sebuah karya yang bermanfaat. Maka kita perlu mengakui dan menghormati kemampuan orang lain dalam menghasilkan karya di bidangnya, yang mungkin tidak kita miliki dalam bidang tersebut.

2.Mengucapkan kata-kata yang menyenangkan berupa pujian atau memotivasi terhadap karya yang dihasilkan oleh teman atau orang lain.
Kekuatan kata-kata sangat besar pengaruhnya terhadap sikap mental dan psikis seseorang. Kata-kata yang memberi semangat, pujian, atau memotivasi akan meresap dalam alam bawah sadar seseorang dan memberikan kekuatan untuk berkarya lebih baik lagi. Karena itu, bila kita melihat karya teman kita, maka ucapkanlah kata-kata yang menyenangkan hatinya, apalagi jika faktanya memang karya tersebut bagus.

3.Tidak mencaci atau mengejek bila ada karya teman atau orang lain yang menurut kita kurang bagus dan biasa saja.
Kurang bagus menurut kita belum tentu menurut orang lain. Setiap manusia memiliki pandangan masing-masing dalam menilai sebuah hasil karya. Boleh jadi kita menilai karya tersebut kurang bagus atau biasa saja karena tidak tertarik dengan bidang itu, sehingga mempengaruhi penilaian kita. Karena itu, sikap terbaik adalah jangan pernah menghina hasil karya seseorang. Selain hal tersebut tidak bermanfaat, dapat melukai perasaan orang lain, dan mematikan kreatifis seseorang, juga bertentangan dengan ajaran Islam.

4.Tidak merusak karya orang lain meskipun kita tidak menyukainya dan merasa kurang bermanfaat bagi kita.
Jika mengejek karya orang saja tidak boleh, apalagi jika sampai merusaknya. Kurang bermanfaat bagi kita belum tentu bagi orang lain. Contohnya, Pak Hasan adalah seorang pengrajin kompor minyak tanah. Dengan ketekunannya, ia bisa menghasilkan tiga buah kompor minyak tanah dalam sehari. Ini juga merupakan sebuah hasil karya.
Bagi orang yang tinggal di kota-kota besar yang terbiasa memakai kompor gas atau listrik, mungkin karya Pak Hasan tidak bermanfaat bagi mereka. Tetapi bagi orang-orang di pedesaan, justru karya Pak Hasan sangat bermanfaat bagi mereka.
Jadi, kita sangat dilarang merusak hasil karya orang lain dalam bentuk apapun dan dengan cara apapun.

5.Menjauhkan sikap iri hati terhadap karya yang dihasilkan orang lain.
Tidak ada kebaikan sedikitpun pada sikap iri hati. Bila ada teman atau orang lain yang berhasil menghasilkan karya yang bagus dan mendapat pengharagaan, maka sikap kita mestinya menghargai karya tersebut dan termotivasi untuk menghasilkan karya yang sama baiknya atau bahkan lebih baik lagi.
Itulah kelima perilaku yang mencerminkan sikap menghargai karya orang lain. Menghormati dan menghargai karya orang lain menunjukkan jati diri kita sebagai orang yang beragama (Islam) dan berakhlak. Menghargai karya orang lain adalah sikap terpuji yang perlu diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari lewat pembiasaan-pembiasaan.


Hal ini bisa dimulai dari diri sendiri dan di lingkungan keluarga. Kemudian berlanjut ke sekolah dan masyarakat. Inti atau kunci agar bisa bersikap menghargai karya orang lain adalah adanya kesadaran dalam diri bahwa setiap manusia dikaruniai kelebihan di bidangnya masing-masing yang membedakannya dengan orang lain. Tidak ada manusia yang mampu menguasai dan mahir semua bidang pengetahuan, keahlian, atau keterampilan. Kita mungkin mahir di bidang tertentu, tapi tidak menguasai bidang lainnya.


Adapun Maksud atau tujuan menghargai karya orang lain yang bermanfaat antara lain:

1. Menjalin hubungan tali kasih sayang(silaturrahmi) khususnya antara yang memberi


penghargaan dan yang diberi penghargaan.


2. Membut senang atau gembira orang yang hasil karyanya dihargai


3. Mendorong orang yang hasil karyanya di hargai, agar mempertahankan dan meningkatkan


kualitas hasil karyanya ke arah yang lebih baik.


4. Menjauhkan dari sifat menghina dan mencela hasil karya orang lain karena merupakan


perilaku buruk yang akan mendatangkan kerugian.


5. Meningkatkan taraf hidup orang yang diberi penghargaan apabila penghargaan yang diberikan itu berupa sejumlah uang, tugas belajar, atau menaikan pangkatnya ke jenjang yang lebih tinggi.



Jadi, menghargai karya orang lain sejatinya merupakan suatu keniscayaan dari diri manusia yang terbatas kemampuannya, yang tidak mungkin menguasai seluruh bidang pengetahuan, keahlian, dan keterampilan.