Wednesday, 29 August 2012

Mengapa dan Kapan Tanaman Perlu Dipangkas?




bonsaiPemangkasan mutlak dilakukan agar tampilan dan tajuk tanaman selalu bagus dan taman tampak rapi.
Umumnya pertanyaan akan judul artikel ini bisa langsung dijawab dengan tepat dan cepat, yakni: supaya tampilan/tajuk tanaman selalu bagus dan taman tampak rapi. Bukankah manusia secara teratur juga harus memotong rambut dan kuku? Seandainya tidak, apa jadinya? Pendapat ini benar, namun beberapa faktor di bawah ini perlu juga diketahui agar dapat “tega” memangkas tanaman-tanaman yang amat disayangi.
Selama tanaman masih hidup, tanaman akan terus tumbuh mencapai batas ukuran yang ditakdirkan oleh alam. Tanaman bunga sepatu yang bukan dari hasil silang misalnya, bila dibiarkan bisa mencapai ketinggian 2,5 – 3 m. Setelah itu batang utamanya akan tumbuh membesar, dahan dan rantingnya pun makin banyak. Padahal ketika menanamnya, hal ini mungkin tak sempat terbayangkan.

Apa Manfaat Pemangkasan?
Selain memperindah dan menyeimbangkan bentuk tanaman, pada dasarnya pemangkasan merupakan upaya perawatan yang mengacu pada manfaat atau tujuan tertentu, sebagai berikut.

· Mengatur dan mengarahkan pertumbuhan
Pemangkasan sengaja dilakukan bila kita ingin mempertahankan bentuk alami dari tanaman yang bersangkutan. Bisa saja terjadi bahwa sebagian tanaman mungkin kurang menerima curah matahari, karena terhalang oleh dinding, misalnya. Dengan demikian bagian tanaman yang memperoleh curah sinar matahari cukup akan tumbuh lebih cepat, dan bentuk asli tajuk tanaman mulai tak beraturan. Di saat seperti inilah tanaman perlu dipangkas supaya tampilan bentuknya tetap seperti yang diharapkan.
Bisa juga pemangkasan dilakukan karena kita menghendaki bentuk tanaman yang justru berbeda dari bentuk alaminya. Perlakuan ini populer dengan istilah topiary. Topiary adalah seni memangkas tanaman yang lahir di Eropa pada abad XIV. Tanaman topiary biasanya baru dibentuk setelah tumbuh mencapai ketinggian tertentu. Bila masih berusia muda, selain batang utama belum meninggi, ranting dan daun-daunnya pun belum cukup lebat untuk dibentuk.
Pemangkasan juga bisa dilakukan karena kita menghendaki ketinggian tertentu. Misalnya kita ingin agar mangga yang ditanam tidak terlalu tinggi. Karenanya, dari mulai ditanam, dahan dan ranting yang muncul dari batang utama tanaman mangga, selalu dipangkas habis. Melalui cara ini akan diperoleh ketinggian tanaman seperti yang diharapkan

· Merangsang pertumbuhan bunga dan buah
Secara alami tanaman memiliki sifat mampu bertahan hidup (survival)ketika dahan atau rantingnya dengan sengaja disakiti (dipotong/dipangkas). Hal ini dapat dilihat pada tanaman seperti pandan bali, kamboja, kaca piring, dan kemuning. Setelah dipotong/dipangkas, dalam waktu yang tidak terlampau lama, di lokasi potong tersebut akan menyeruak lebih dari satu tunas dahan yang baru, yang tentunya kelak memberikan cabang (ranting) serta bunga-bunga yang lebih banyak dan selanjutnya juga buah yang lebih banyak. Dari sinilah mungkin terbentuk pepatah: hilang satu, tumbuh seribu.


· Menyelamatkan tanaman
Tanpa diharapkan, kadangkala tanaman yang kita sayangi justru menjadi sumber penyebaran penyakit untuk tanaman lain. Gangguan hama seperti kutu, ulat, bekicot, semut, dan belalang yang gemar menyerbu dan melahap daun, batang, bunga, bahkan akar tanaman, bisa ditanggulangi dengan pestisida. Tetapi bila tanaman diserang penyakit akibat jamur, bakteri atau virus yang menular, tak usah ragu untuk memotong/memangkas bagian yang terkena penyakit yang dikhawatirkan akan menular pada tanaman lain. Bila perlu pangkas habis pada pangkal cabang, sisakan batang utamanya.

· Menyuburkan dan menyehatkan
Dahan dan ranting yang rusak atau kering memang sebaiknya dipangkas habis. Tetapi ada kalanya perlu lebih berani memangkas, menjarangkan bagian-bagian tanaman yang masih sehat, agar udara, sinar matahari, air siraman, atau air hujan menembus ke semua bagian dalam tajuk secara menyeluruh. Upaya pemangkasan ini sangat membantu pertumbuhan tanaman supaya sehat dan subur. Umumnya gangguan hama atau penyakit menyerang ruang tajuk yang kondisinya kotor (karena debu), lembab, dan gelap (karena padat). Spora jamur terutama, mudah menyerang dahan dan ranting yang lembab dan berlumut. Di samping menyelamatkan tanaman, pemangkasan tersebut membuat tanaman-tanaman di bawahnya tetap memperoleh sinar matahari cukup.

· Memperpanjang usia sekaligus meremajakan
Tanaman yang dibiarkan tumbuh alami apa adanya, pada suatu saat bisa mengalami malnutrisi. Proses distribusi zat hara dari dalam tanah menuju seluruh bagian tanaman akan melambat, karena jangkauannya makin jauh dari permukaan tanah. Penguapan air daun juga semakin tinggi, terutama bila tidak disertai penyiraman yang memadai. Melalui pemangkasan, kerimbunan daun akan berkurang. Demikian pula air daun tidak menguap dengan cepat. Jadi tindakan pemangkasan merupakan upaya peremajaan sekaligus memperpanjang usia tanaman, terutama pada tanaman perdu tinggi.

Tanaman Rambat
Seperti halnya tanaman lain, tanaman rambat perlu dipangkas terutama jenis thunbergia, alamanda, bugenvil, dan stepanot ungu. Lakukan pemangkasan setelah masa berbunga selesai supaya cabang-cabang baru muncul lebih banyak lagi. Dengan demikian muncul pula pucuk-pucuk bunga baru.
Selain itu, tanaman rambat harus lebih sering dipangkas terutama bila batangnya mengandung zat kayu. Ranting-ranting yang kering biasanya lebih banyak terdapat di bagian dalam pergola. Ranting-ranting kering ini akan mengganggu kesuburan tanaman atau merobohkan pergola.

Ada Tanaman yang Tidak Perlu Dipangkas
Tidak semua tanaman memerlukan pemangkasan. Jenis tanaman yang tumbuh merumpun seperti keluarga heliconia, kana, bromelia, jahe-jahean, atau lili paris misalnya, tidak tumbuh meninggi. Setelah dewasa jenis tanaman ini justru merumpun dan memiliki tunas-tunas baru (beranak). Lebih baik tanaman induk disingkirkan (dipecah), karena tanaman induk sudah tidak akan berbunga lagi (tidak produktif). Pemecahan tanaman bertujuan memberi kesempatan pada masing-masing anak tanaman untuk tumbuh sendiri, produktif dan menghasilkan anak-anak tanaman yang baru, demikian seterusnya.
Tanaman keluarga palma, juga tidak memerlukan pemangkasan sama sekali. Kadangkala yang diperlukan hanyalah memotong beberapa daun di bagian pohon bawah agar sosoknya lebih menarik. Karena secara alami, daun-daun palma yang tua akan mengering dan lepas dengan sendirinya (atau sengaja dilepaskan), sisa pangkal pelepahnya yang mengering justru tampil eksotis.
Sedangkan untuk tanaman bambu, pada awalnya memang dibutuhkan pemangkasan dengan membuang ranting-ranting di bagian bawah batang utama untuk mengekspos keindahan batang utama di kemudian hari. Namun bila ranting dan daunnya terlalu lebat sehingga bambu tumbuh melengkung ke bawah (karena berat), lakukan pemangkasan seperlunya. (Oleh Cherry H. dan Don WS. – Penulis buku taman dan interior/www.tabloidrumah.com)
(www.kompas.com)

0 comments:

Post a Comment