Thursday 28 March 2013

Masyarakat Multikultural Amerika



Masyarakat Multikultural Amerika



Sejarah Amerika Serikat modern dalam berbagai macam hal merupakan sejarah urbanisme “ Amerika serikat itu lahir di pedesaan tetapi kemudian pindah kekota ”tulis Richard Hoster. Sejak permulaan sejarah bangsa ini sudah ada kota-kota, Philadepia dengan penduuduk kira-kira 25.000 pada tahun 1776 adalah salah satu kota terbesar di Britania raya. Pada tahun 1700 hanya ada 24 kota di Amerika Serikat yang penduduknya mencapai 25.000 orang atau lebih seluruh penduduk yang pada kala itu mencapai 201.655 pada tahun ini hanya merupakan 5% dari seluruh penduduk Amerika.


Bangsa Amerika Serikat selalu bangga bahwa mereka merupakan wahana pembaruan banyak suku dan bangsa, dan memandang negara mereka sebagai tempat berlindung bagi orang-orang yang tertekan. Pada awal abad 19 imigran yang berasal dari Irlandia dan Jerman menghadapi kebencian yang kadang-kadang meledak menjadi kian memuncak ketika jutaan imigran dari Eropa timur dan selatan berbondong-bondong memasuki Amerika. Dilain itu juga selama akhir abad ke-19 dan awal abad 20 banyak orang Amerika termasuk imigran generasi ke dua mulai mempertanyakan konsep imigrasi terbuka itu dan menganjurkan supaya dibatasi.


Hal ini yang merupakan awal dari kecurigaan antar satu kelompok yang sudah menetap di Amerika untuk membatasi akses masuk kelompok lain ke Amerika dengan maksud untuk mempertahankan status quo. Akan tetapi imigran terus berdatangan karena terpikat oleh harapan untuk dapat menempuh hidup yang lebih baik di dunia baru itu, namun sebuah pengharapan itu tidak sesuai dengan apa yang dibayangkan pada imigran hanya mendapatkan gubuk-gubuk reot, pekerjaan gersang, dan kekerasan di jalan-jalan.


Dengan berkumpulnya jutaan etnis dengan latar belakang yang berbeda di Amerika, hal ini membuka sebuah celah konflik baru di Amerika. Ini terbukti pada abad ke-19 dan 20 terjadi sebuah konflik yang berujung pada pertengkaran berdarah antar satu kelompok dengan kelompok yang lainnya. Pada masa berkembangnya gagasan akan keberbedaan dalam satu wadah yang disebut dengan meltingport, dimana ada budaya asli yang dibawa dari masing-masing asal negara yang mendiami Amerika dan warga negara tersebut telah menyatakan dirinya sebagai satu kesatuan bangsa hampir sama dengan warga negara lainnya yakni warga negara Amerika Serikat warga yang mencari sebuah kebebasan dari ancaman penindasan ditanah asli.


Amerika Serikat merupakan negara yang sangat panjang dalam mencapai sejarah hingga seperti sekarang ini, dimana pengalaman masa lalu itu sangat dominan untuk membentuk sebuah kesadaran nasional yang mana kesadaran tersebut salah satunya adalah gagasan dalam memandang sebuah keberagaman yang ada ditilik dari sejarah bangsa Amerika Serikat terbentuk. Pluralisme di Amerika bukanlah suatu cita-cita untuk dipakai sebagai titik awal oleh penduduk, tapi fasilitas- fasilitas tersebut penduduk pada akhirnya terdorong menjadi korban saling tidak toleran yang menghancurkan dalam suatu negara yang terlalu besar dan berbeda-beda sehingga setiap segmen penduduk dapat dominan secara efektif.


Sebuah kelelahan yang dialami oleh penduduk Amerika dengan latar belakang yang berbeda dan konflik yang berkepanjangan tidak akan menyelesaikan masalah yang ada, oleh karena itu rakyat Amerika berfikir bahwasanya konflik tidak akan selesai bilamana tidak ada yang memulai untuk berdamai dan sadar, negara Amerika Serikat ibarat sebuah kuali masak raksasa yang besar dan diisi dengan berbagai macam bumbu dimana bumbu tersebut adalah analaogi bangsa-bangsa yang beraneka ragam datang ke Amerika serta menyatakan diri sebagai bangsa Amerika,


Meltingpot adalah sebuah gagasan baru didunia untuk mengadopsi sistem keberagaman yang ada disana, meltingpot juga sebagai sarana memahami satu sama lain antar bangsa bahwasanya sebuah keberbedaan berlaku jika satu sama lain akan saling mengerti esensi kebersamaan senasib dan sepenanggungan. Hal ini juga diperkuat dengan pembentukan Undang-undang hak sipil di Amerika, dimana sebelum ada Undang-undang ini ketentuan soal hak istimewa ada ditangan warga ketutunan Anglo Saxon Amerika dan membantasi warga non kulit putih terutama bagi mereka yang berkulit hitam dan kuning yang diperlakukan hanya sebagai budak belian. Nyatanya dengan keadaan ini semakiun menimbulkan pertetangan antar etnis di Amerika, dengan masuknya sebuah kesadaran rasional bahwa hak istimewa seluruh warga bangsa anpa memandang SARA adalah sama



B. Implementasi gagasan Multikulturalisme Amerika Serikat


Kemerdekaan Amerika Serikat pada tahun 1776 telah mengumandangkan janji kebebasan terhadap setiap warga negaranya dan seperti yang telah dikatakan dalam deklarasi kemerdekaan Amerika, bahwa semua orang telah diciptakan sederajat. Namun arti sebuah kebebasan dan persamaan derajat dalam masyarakat Amerika masih belum nampak dalam kehidupan sehari-hari. Sementara kemerdekaan telah didapatkan oleh orang kulit putih yang lebih dominan di masyarakat Amerika, di lain pihak para budak maupun para warga minoritas belum memiliki kemerdekaan dalam diri mereka karena masih ada belenggu dan pembatasan terhadap budaya masyarakat Amerika yang didominasi oleh orang kulit putih.


Implementasi multikulturalisme di Amerika tidak memakan waktu yang sedikit, namun melalui berbagai proses yang kompleks. Mulai dari kebudayaan yang bersifat monokulturisme hingga menjadi multikulturisme. Semakin banyak imigran yang datang untuk menetap di Amerika maka budaya mereka menjadi semakin majemuk. Meskipun berasal dari berbagai etnik, namun di Amerika tidak menghilangkan budaya asal, tapi kultur-kultur baru yang ada diakomodir dengan baik dan masing-masing memberikan kontribusi untuk membangun budaya Amerika, sebagai sebuah budaya nasional.


Bangsa Amerika berusaha memperkuat bangsanya dengan kemajemukan yang mereka miliki. Pada kisaran tahun 1960-an masih ada sebagian masyarakat Amerika yang merasa hak-hak sipilnya belum terpenuhi. Kelompok orang Amerika yang memiliki warna kulit hitam, atau imigran Amerika Latin, dan etnik minoritas lainnya.


Atas dasar itulah mereka mengembangkan multikulturisme, yang menekankan penghargaan dan penghormatan terhadap hak-hak minoritas, baik dilihat dari segi etnik, agama, rasatau warna kulit. Multikulturalisme menjadi kekuatan untuk membangun sebuah bangsa yang maju,dengan berbagai latar belakang, baik itu etnik, budaya, ras, dan bahasa. Tentu saja dengan saling menghargai, menghormati, dan toleransi. Meskipun berbeda namn, memiliki satu tujuan yang sama, yaitu mencari kehidupan dan membesarkan nama bangsa di dunia.


Dalam era sekarang ini bisa kita lihat kemunculan Obama sebagai presiden Amerika yang di usung Partai Demokrat. Hal ini akan menjadi sangat menarik apabila dilihat dari konteks multikultural Amerika. Amerika yang pada awalnya didominasi oleh para imigran kulit putih dari Eropa, tetapi pada perkembangannya saat sudah menjadi negara yang kaya dan maju, Amerika menjadi sebuah negara yang begitu multikultur.


Perjuangan golongan kulit hitam yang ada di Amerika tidaklah mudah dan tidak membutuhkan waktu yang singkat. Berbagai upaya terus dilakukan untuk memperjuangkan hak-hak sipil orang kulit putih. Seperti munculnya tokoh Martin Luther King dan Malcom X yang melakukan pendobrakan rasial melalui jalur politik. Mungkin bisa dinilai perjuangan mereka belum berhasil, namun semangat perjuangan mereka terus tertanam dan menginspirasi orang kulit hitam lainnya.


Perjuangan terus dilakukan sehingga orang kulit hitam memperoleh peran yang penting di berbagai bidang. Dengan berjalannya waktu dan melalui berbagai proses, maka kebijakan rasial orang kulit putih mulai terkikis. Masyarakat Amerika kemudian menjadi suatu kekuatan besar dengan berbagai etnik yang berbeda. Perbedaan ini menjadi kekuatan besar bagi mereka untuk mengembangkan dan memajukan Amerika itu sendiri.


Dengan terpilihnya Obama sebagai presiden Amerika, maka sudah sangat jelas menunjukan bahwa perbedaan bukan merupakan halangan untuk menjadi sebuah negara yang maju. Obama sendiri merupakan golongan kulit hitam, dan dia berhasil memperoleh suara terbanyak dalam pemilu dan mejadi presiden Amerika. Hal ini menunjukan betapa Amerika memiliki rasa saling menghargai, menghormati, dan toleransi.


Nilai-nilai tentang kehidupan multikuluralisme di Amerika Serikat


Nilai-nilai yang dapat kami dapatkan


· Nilai toleransi


Antara satu dengan yang lain, dalam hal ini mereka yang memiliki perbedaan suku ras dan agama memiliki tingkat toleransi yang tinggi. Mereka mampu menerima satu dengan yang lainnya tanpa memandang perbedaan. Dalam hal ini dapat kitalihat dari terpilihnya presiden Barack Obama dimana beliau adalah orang berkulit hitam, tetapi orang berkulit putih tetap dapat menerimanya sebagai presiden AS. Ini menunjukkan suatu toleransi yang tinggi antar ras kelompok.


· Nilai persatuan


Dalam hal ini kita dapat melihat nilai persatuan di dalam gagasan AS mengenai melting pot, dimana gagasan ini membuat meleburnya semua budaya ras dan keyakinan menjadi satu dibawah naungan Amerika Serikat. Ini adalah suatu cara juga untuk mempersatukan mereka yang berbeda dan juga cara untuk meminimalisir konflik-konflik yang timbul sebagai akibat dari banyaknya perbedaan yang ada.



· Nilai keberagaman


Nilai keberagaman ini dapat dilihat dari mereka yang menjadi bangsa Amerika atau mengaku sebagai bangsa Amerika bukan merupakan masyarakat yang homogeny, tetapi suatu masyarakat yang heterogen. Tetapi dalam keheterogennan mereka, mereka tetap dapat menjadi satu tanpa harus menghapus keheterogenan mereka. Mereka tetap dapat menjadi diri mereka sendiri walaupun satu dalam bangsa Amerika. Pemerintah Amerika memberikan kebebasan kepada siapapun imingran yang memilih untuk tetap tinggal di Amerika. Mereka tinggal di Amerika tetap mempertahankan budaya asal mereka atau tidak itu bukan merupakan permasalahan bagi pemerintah Amerika.

2 comments: